Airbus pangkas perkiraan permintaan pesawat 0,5% antara dalam 20 tahun menasal

BERITA - DUBAI. Pabrikan pesawat terbang asal Eropa, Airbus memangkas proyeksi total permintaan pesawat komersial segendut 0,5% dibandingkan demi proyeksi sebelum pandemi. Kendati demikian, prospek yang lebih cerah datang ketimbang bisnis penjualan perdana pesawat kargo baru.
Mengutip Reuters antara Minggu (14/11), Airbus memperkirakan total pasar pengiriman pesawat jet dalam 20 tahun ke depan mencapai 39.020 unit. Sedikit lebih hina dari 39.213 bahwa diprediksi dua tahun lintas.
Perkiraan bagi pesawat padi seperti A320 terlaris atas dasarnya datar atas 29.690 unit. Tetapi prospek jet jarak mentok nan secara konservatif mendominasi turun 3,1%.
Kendati menurun, hal ini lebih baik dibandingkan proyeksi Boeing akan demi bulan September lalu telah memangkas perkiraan pengiriman 20 tahun segede 1% dibandingkan tahun 2019.
Hal itu meredam pesimisme adapun lebih semok adapun terlihat atas Boeing saat krisis memuncak ala tahun 2020.
Airbus mengeluarkan perkiraan nan sejumput lebih lemah akan jet menengah akan jet berbadan sempit jarak habis, A321XLR. Segmen ini telah dalam momok bagi Boeing nan tengah menghadapi krisis keamanan 737 MAX nan baru-baru ini bermamenyimpang.
Setelah dua tahun pembatasan perjalanan terkait Covid-19, Airbus memangkas perkiraan pertumbuhan tahunan rata-rata dalam lalu lintas penumpang semasih 20 tahun berprofesi 3,9% pada 4,3% antara pra-pandemi 2019.
Lalu lintas lewat keuntungan maskapai selama dalam penentu lewat mengatur keaktifan secara pesanan pesawat.
"Kami telah kehilangan pertumbuhan lantas lintas secara efektif semasa dua tahun karena pandemi," kata Chief Commercial Officer Airbus Christian Scherer.
Namun, Airbus menaikkan perkiraan pengiriman 20 tahun menjumpai kapal barang seagam 2,9% menjabat 880 unit lagi memperkirakan pesanan segera menjumpai kapal barang A350 mutakhir. Boeing mengatakan sedang jauh didalam diskusi lanjutan dengan pembeli potensial menjumpai kapal barang 777X mutakhirnya.
Airbus mengatakan peningkatan bagian daripada total pengiriman pesawat akan menggantikan jet nan sudah ada dalam pasar daripada memfasilitasi rencana pertumbuhan penuh maskapai nan baru-baru ini dibatasi.
Penekanan itu mencerminkan harapan bahwa maskapai atas memensiunkan jet nan kurang efisien lebih awal setelah Covid-19. Juga membahas poin sensitif bagi inkubustri karena jumlah kelompok lingkungan menargetkan apa nan mereka lihat demi ekspansi berlebihan.
Airbus mengatakan 39% pengiriman mau menggantikan pesawat bahwa lebih tua dengan emisi bahwa lebih canggih, dibandingkan dengan 36% hadapan dalam perkiraan sebelumnya.
Scherer menepis kritik pemasok terhadap rencana Airbus kalau meningkatkan produksi hadapan tahun-tahun menberlabuh. Ia mengatakan langkah ini tidak akan membanjiri pasar tetapi sebaliknya akan meterkiniisasi armada selanjutnya mengekang emisi.