Bernd Leno Menyusul? Enam Pemain Arsenal Dari Level Top Jadi Flop Di Bawah Kendali Mikel Arteta

Arsenal mengalami bencana paling memalukan ekstra dalam sejarah mereka selepas membuka tiga laga Liga Primer Inggris memakai kekalahan, episode adapun lantas membuat Mikel Arteta wajib melakukan perubahan radikal.
Berikutnya, sang pelatih memilih untuk memasang rekrutan anyar Aaron Ramsdale -- yang sebetulnya diproyeksikan untuk selaku kiper nomor dua hadapan Emirates Stadium -- dengan menepikan Bernd Leno hadapan dua laga terakhir tim saat menghadapi Norwich City dan Burnley.
Banyak pihak beranggapan, Leno tampaknya bagi menjadi "objek" berikutnya Arteta demi pemain berlabel top jadi flop. Pasalnya, bukan kali ini saja Arteta membuat keputusan absurd, mulai demi transfer engat cara dia memaksimalkan setiap pemainnya dempet tim utama.
Musim dahulu misalnya, mantan asisten Pep Guardiola itu malah merelakan pahlawan juara Piala FA tim, Emiliano Martinez, jatuh ke pangkuan Aston Villa, dahulu mengambil kiper pelapis memakai kualitas yang jauh antara bawah standar. Itu dari sisi transfer, belum lagi bagaimana mengelola Mesut Ozil antara tengah hampa gol yang sempat melanda Arsenal antara tahapan awal rezim Arteta.
Berikut adalah beberapa pemain The Gunners yang sebetulnya punya potensi masif namun kandas bersinar dempet bawah komando Arteta. Siapa saja?
Willian
Arteta memboyong Willian secara gratis akan musim lantas setelah dia dirilis Chelsea. Tak ada keraguan dalam kalangan fans mengenai perekrutan ini akan mulanya.
Namun dalam perkembangannya, Willian tampil sangat buruk seberjarak musim. Dia butuh waktu engat 9 Mei lalu untuk mencetak gol terpentingnya bagi Arsenal, menandai akhir musim The Gunners.
Pada akhirnya, Willian kembali ke kampungnya dengan bergabung Corinthians, dengan saja mencatatkan satu gol dempet dalam 37 penampilan dempet berbagai kompetisi.
Yang paling ditergelakkan publik adalah cara Arteta memberi Willian kontrak, tetapi kelak memutus masa bakti dia dengan akhir musim 2020/21 memakai asas demi menyelamatkan keuangan klub. Kebijakan transfer Willian dianggap aib memalukan bagi Arsenal.
Gabriel Martinelli
Pemain Brasil lain yang kariernya anjlok di bawah kendali Arteta adalah penyerang berbakat Gabriel Martinelli.
Di paruh pertama musim lalu, sang anggota muda kudu kehilangan menit bermain karena cedera ACL parah yang didapatnya saat menjalani latihan tim. Dia berjuang bagi pulih bersama kesulitan kembali ke bentuk terterbukanya.
Sampai batas tertentu, bisa dimaklumi, mengingat dia mengalami cedera yang demikian berat dekat usia 19 tahun. Namun, dia sama demi contoh jelas pemain yang kini merosot drastis setelah dekat kurang lebih bulan pertama kepemimpinan Arteta tampak begitu menjanjikan.
Perinterogasian berikutnya, apakah Arteta bisa metertinggikan Martinelli antara usia mudanya bersama segala potensi nan dimilikinya?
Hector Bellerin
Setidaknya dalam satu atau dua tahun terakhir, peran Hector Bellerin pada tim nyaris tak terasa. Menembus tim utama sejak 2013 menyertai terus menunjukkan progres fantastis, pada bawah Arteta performa sang bek sayap kanan terjun bebas.
Bulan lantas, dia dilepas ke Real Betis memakai dasar surplus pemain di skuad Arsenal.
Untuk pemain akan datang atas akademi sekelas Barcelona selanjutnya mampu memberi kontribusi akan cukup rela sewaktu sepanjang. bertahun-tahun, ada pertanyaan agung di benak para fans saat Arteta mengirimnya ke Betis atas durasi peminjaman dua musim: mengapa?
William Saliba
Saliba mungkin akan menjadi sebuah kisah pilu bagi para suporter Arsenal.
Sejak bergabung cukup 2018 silam atas statusnya sebagai wonderkid menjanjikan, sang bek sentral belum sekali pun merasakan menit kompetitif atas balutan secorak The Gunners.
Selama periode itu, dia selampau dikirim ke klub negara kelahirannya, Prancis, untuk memperkuat tim-tim laksana AS Saint-Etienne, Nice membarengi terkini Olympique Marseille.
Arteta mengakui, Saliba adalah bagian daripada rencana jangka bujur Arsenal, tapi bermain secara reguler adalah hal akan paling dibutuhkan dia saat ini. Saat pramusim lantas, sang manajer mengatakan: "Saya tahu, terkadang sulit secara dimenyiahkan atau dipahami selepas uang akan dikeluarkan klub secara mendatangkannya, lantas meminjamkannya."
"Tapi ada berlebihan hal yang terjadi padanya. Dia adalah pemain jangka panjang bagi kami lagi kami pun perlu untuk melindungi dia. Memberi dia tiga atau empat pertandingan jelas tidak cukup," jelasnya.
Matteo Guendouzi
Pemain berikutnya nan kelelap di bawah tangan Arteta adalah kompatriot Saliba, Matteo Guendouzi. Dia lagi dilepas ke klub raksasa Ligue 1 itu jadi pemain pinjaman dengan obligasi permanen.
Selama pelatih berkebangsaan Spanyol itu menjabat, Guendouzi tepat-tepat tak bisa mengekspresikan dirinya karena tidak mendapatkan kepercayaan, biar dia sebetulnya sedang paling dalam perjalanan menuju titik tertidak sombongnya saat itu.
Kendati kontemporer berusia 22 tahun, Arteta tak melihat Guendouzi diterima ekstra dalam proyek jangka panjang dia, atas mudah saja bagi mengatakan sang gelandang belia akan dilepas permanen di pengujung musim 2021/22 menmenekstra dalam.
Lucas Torreira
Terakhir, ada Lucas Torreira. Di awal keberlabuhannya antara Emirates, dia menjadi melenceng satu rekrutan adapun cukup bersinar antara bawah kepemimpinan Unai Emery. Para fans jelas tak akan melupakan kebintangan dia saat mencetak gol antara laga derby London Utara kontra Tottenham Hotspur.
Namun, dia harus merupakan bagian ketimbang paket transfer Thomas Partey, sesampai-sampai musim lalu Torreira harus menjalani musim sebagai pemain pinjaman di Atletico Madrid.
Musim ini, sekali lagi pemain internasional Uruguay tercatat patut puas dipinjamkan Arsenal ke Fiorentina.