Kebocoran Data Bank Indonesia Belum Selesai, Naik Jadi 74GB

Kebocoran data Bank Indonesia jumlahnya bertambah mencapai 74GB. Jumlah perangkat milik BI yang diretas meningkat menjadi 237 unit.
Bertambahnya kebocoran data milik BI itu dikabarkan oleh cela satu platform intelijen bernama Dark Tracer melalui Twitter, ala Senin (24/1) siang. Dalam cuitanya, pembobolan data itu masih dilakukan oleh geng ransomware Conti.
Pada Kamis (20/1) akun itu agak telah mengungkap bahwa data BI yang dibobol sahaja 838 file segendut 487,09 MB beserta perangkat PC BI yang diretas sahaja 16 unit.
"Geng Conti ransomware terus mengunggah data internal Bank Indonesia. Kebocoran esensial ialah 487MB tetapi sekarang mencapai 74GB. PC internal yang disusupi diperkirakan berjumlah 16 dengan awalnya, bersama sekarang meningkat menjadi 237," kata akun @darktracer_int, Senin (24/1) siang.
[Gambas:Twitter]
CNNIndonesia.com telah mengkonfirmasi kebenaran data nan bocor itu kepada Bank Indonesia, Senin sore, namun belum mendapat respons.
Dalam unggabelaka, akun tercantum doang membagikan potongan layar yang lengkap lewat kebayanan file dekat ekstra dalamnya. Tertulis bahwa file tercantum berasal daripada situs www.bi.go.id.
Menurut tangkapan layar itu, tertulis bahwa data yang diunggah lebih dahulu diunggah atas kebocoran data yang sebelumnya telah diberitakan. Kebeningan durasi unggahan data bocor BI itu terjadi pada (19/1).
Sebelumnya, Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) disebut sudah mengamankan 16 PC yang diduga diserang geng ransomware Conti. Pihaknya diketahui masih melakukan penyelidikan.
Menurut Anton Setiawan, Juru bicara BSSN peretasan Bank Indonesia itu telah berkoordinasi bersama Badan Siber maka Sandi Negara (BSSN) bagi menangani kasus serangan siber ini.
"Tim BSSN dan BI melakukan verifikasi terhadap konten akan data yang tersimpan, data yang tersimpan diindikasikan merupakan data milik Bank Indonesia cabang Bengkulu," jelas Anton.
Terpisah, Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia Erwin Haryono sebelumnya mengakui ada upaya peretasan berupa ransomware adapun menimpa BI, Kamis (20/1).
Erwin mengklaim sejak terjadinya peretasan data sebab ransomware Conti, BI sudah melakukan langkah-langkah memitigasi serangan kejahatan siber ke depannya.
"Pertama kami menguatkan framework termasuk antara level pegawai karena ransomware itu masuk dengan the weakest link tadi itu. Kemudian (kami) mengembangkan infrastruktur yang lebih ketat dengan doang mengembangkan kerja setarayang lebih erat," kata Erwin dengan konferensi pers BI Kamis (20/1).
Erwin memastikan bahwa sehabis terjadinya serangan ransomware Conti kepada BI, pihaknya sudah melakukan antisipasi bersama penanganan audit sesantak tidak ada gangguan apapun dari servis nan diberikan karena BI.