Kisah Ibu Hamil dempet Ukraina, Terpaksa Melahirkan dempet Ruang Bawah Tanah

MARIUPOL — Perang membawa penderitaan bagi berlipat-lipat pihak. Salah satu kelompok masyarakat adapun paling menderita karena perang adalah mereka adapun membutuhkan pemberian kesehatan.
Perempuan hamil di Ukraina kini berjuang untuk mendapatkan servis kesehatan atas kudu melahirkan bayinya di bawah ancaman perang.
Ibu hamil dempet Ukraina perlu melahirkan dempet ruang bersalin darurat yang berada ruang bawah tanah sebuah rumah ngilu.
Seorang ibu muda bernama Kateryna Suharokova berjuang ketat untuk mengendalikan emosinya, ketika dia menggendong bayinya yang hangat lahir, sementara para dokter sedang kewalahan merawat target penembakan dengan tantara Rusia.
Baca Juga: Ribuan Tentara Amerika Dikerahkan ke Jerman Antisipasi Invasi Rusia ke Ukraina Berlanjut
“Saya cemas, cemas karena melahirkan bayi di masa-masa ini,” kata wanita berusia 30 tahun itu. Suaranya bergetar ketika berbicara.
“Saya berterima kasih kepada para dokter, yang membantu bayi saya untuk dilahirkan dalam kondisi bagaikan ini. Saya percaya bahwa semuanya akan rela-rela saja,” ujar Suharokova bagaikan dikutip dari The Associated Press.
Ruang bawah tanah rumah nyeri bersalin di kota Mariupol, Ukraina, bersalin selaku tempat perlindungan maka pembuatan bom ketika pacintan Rusia mulai menyerang kota itu dari Selasa (1/3/2022).
Para pekerja menyelimuti satu bayi yang anyar lahir dan membawanya menuruni tangga ke ruang bawah tanah. Di ruang bawah tanah yang remang-remang dan ketang itu, terdapat dunia tidur bayi. Disinilah para dokter, perawat dan pasien berlindung dari serangan Rusia.
Adegan serupa terjadi doang terjadi antara kota Kharkiv. Bangsal bersalin dipindahkan ke dunia perlindungan daripada bom. Di paling dalam bunker ini, para ibu meninabobokan bayi mereka nan baru dilahirkan.
Mariupol, Kharkiv dan Kherson adalah kota-kota nan telah dikepung pagemarn Rusia. Mariupol dipandang sebagai target utama bagi pagemarn Rusia karena merupakan pusat inkartontri dan berlokasi dempet bersama laut. Posisi ini dibutuhkan Rusia akan membangun koridor darat antara Semenanjung Krimea dan daratan Rusia.
Baca Juga: Ribuan Tentara Amerika Dikerahkan ke Jerman Antisipasi Invasi Rusia ke Ukraina Berlanjut
Korban penembakan terus mengalir ke rumah lara bersalin Mariupol. Salah satu umpan yang dibawa ke rumah lara bersalin ini adalah jenazah seorang pemuda yang dibawa memakai menggunakan tandu.
Oleksandr Balash, kepala departemen anestesiologi, menelepon seorang jurnalis video Associated Press lagi mengangkat selembar kain nan menutupi jenazah pemuda itu.
“Apakah saya perlu mengatakan lebih deras? Dia namunlah seorang anak laki,” kata Balash. "Mereka semua adalah warga negara yang damai. Dia terluka atas dunia biasa dia tinggal," katanya.
Korban lain adalah seorang perempuan yang mengalami luka di mulutnya. Dia berteriak kekusaman ketika dirawat sama dokter di rumah kusam bersalin tersebut.
Kesibukan merawat para sasaran luka beserta juga perempuan yang akan bersalin, kini dalam keseharian dokter beserta perawat di rumah perih bersalin Mariupol.
Baca Juga: Presiden Ukraina Marah Monumen Holocaust Dihancurkan Rusia!
Serangan Rusia masih terus berlanjut. Jumlah korban tewas secara keseluruhan dari pertempuran-pertempuran disana masih belum jelas.
Seorang pejabat senior intelijen Barat memperkirakan bahwa lebih ketimbang 5.000 tentara Rusia telah ditangkap atau dibunuh. Sedangkan Ukraina belum memberikan perkiraan keseluruhan tentang korban ketimbang pihak mereka.